Post Terbaru
// Posted by :Niko Anugerah Putra
// On :Senin, 25 April 2016
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA
Dibuat Oleh
Niko Anugerah P.
115040132
1E Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Prodi Akuntansi
Universitas Swadaya Gunung Jati
Cirebon
2016
A. Dasar-dasar Pengetahuan
Seperti dijelaskan di Bab
Pendahuluan di atas, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu.
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena :
1. Bahasa yang bersifat komunikatif
2. Pikiran yang mampu menalar.
B. Metode
Ilmiah sebagai Dasar IPA
Metode ilmiah adalah prosedur atau
cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan
lewat metode ilmiah.
Berbagai cara dilakukan manusia
untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun
pendekatan ilmiah.
Adapun penemuan ilmu pengetahuan
mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1.
Prasangka
2.
Intuisi
3.
Trial and error
Juga penemuan ilmu pengetahuan melalui
pendekatan ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris
(fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data
atau fakta yang ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.
1. Kriteria ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria
sebagai berikut:
1. Logis atau masuk akal
2. Objektif
3. Metodik
4. Sistematis
5. Berlaku umum atau universal
6. Kumulatif
2. Langkah-langkah metode ilmiah
Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:
a. Perumusan masalah
Yang dimaksud masalah adalah
menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang jelas serta dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan
pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
b. Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan
tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan.
c. Pengujian Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut
mendukung hipotesis atau tidak.
d. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil
analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji
secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Berdasarkan logika, penarikan
kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Logika deduktif, cara berpikir
dimana ditarik kesimpulan yg bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
2. Logika
Induktif, terkait dengan empirisme (butuh dukungan
fakta).
3. Sikap Ilmiah
a. Jujur
b. Objektif
c. Terbuka
d. Toleran
e. Skeptis
f. Optimis
g. Pemberani
h. Kreatif dan inovatif
i.
Dapat
membedakan antara opini dan fakta
j.
Tidak
berprasangka dalam mengambil keputusan
k. Teliti, hati-hati dan saksama dalam
bertindak
l.
Selalu
ingin tahu
C. Perkembangan IPA
Untuk menjelaskan fenomena alam,
maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus-menerus. Suatu
penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada.
Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1. Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling
rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau
teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2. Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih
tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya,
namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3. Hukum dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling
tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak
ditemukan adanya kesalahan.
Ilmu pengetahuan akan terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan
apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu
pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak
pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.
D. Perkembangan IPA Klasik dan Modern
Penggolongan IPA menjadi “klasik”
dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang
ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara
memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya
mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan
bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul
berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang
dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
E. Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu
a. Pemfokusan
Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu
cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu
berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam
disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika,
antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika
modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu
tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan
lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu
dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli
akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus
disiplin ilmu tertentu.
b.
Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu merupakan ilmu
pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok
disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah
lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu
merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok
disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang
dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun
cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat
mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu
ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak
sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi
multidisiplin ilmu.
F. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat
pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang
(dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena
keingintahuannya: apa sesungguhnya (what),
bagaimana sesuatu terjadi (how), dan
mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada
manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang
segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta
ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah
luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
- Back to Home »
- Cirebon , Fakultas Ekonomi Unswagati , IAD , Ilmu Alamiah Dasar , Materi Kuliah , Matkul , Universitas Swadaya Gunung Jati , Unswagati »
- Ilmu Alamiah Dasar : Perkembangan dan Pengembangan IPA
